Pembaruan tentang sistem pelaporan wajib di Malta menunjukkan dampak yang signifikan pada layanan perlindungan anak, terutama dalam konteks kasus-kasus keluarga yang semakin kompleks. Antonella Mizzi, Direktur Layanan Perlindungan Anak di Foundation for Social Welfare Services, menyatakan bahwa meski pelaporan wajib meningkatkan kesadaran mengenai kekerasan terhadap anak, hal tersebut juga menyebabkan lonjakan jumlah rujukan, banyak di antaranya terkait dengan konflik orang tua. Dengan meningkatnya tantangan, sistem perlindungan anak di Malta kini dihadapkan pada tekanan luar biasa.
Tekanan pada Layanan Perlindungan Anak
Mizzi mencatat bahwa jumlah rujukan yang telah meningkat sejak penerapan pelaporan wajib pada Juli 2020 mengungkapkan masalah mendalam dalam sistem yang sudah tertekan. Rujukan yang bersifat jahat atau tidak berdasar, serta kasus-kasus dengan risiko tinggi sering kali terhambat, menyebabkan petugas perlindungan anak yang kekurangan personel berjuang melawan kelelahan yang tinggi. Dalam enam bulan pertama tahun ini, direktorat menangani hampir 4.000 kasus, suatu angka yang menunjukkan perlunya penanganan lebih baik dalam situasi darurat ini.
Transformasi Kecenderungan Kasus Perlindungan Anak
Pada peringatan 30 tahun Layanan Perlindungan Anak Malta, Mizzi berpendapat bahwa meskipun jumlah statistik tetap tinggi—sekitar satu dari empat anak mungkin mengalami kekerasan—kompleksitas kasus telah mengalami perubahan yang tidak dapat diabaikan. Kini, kasus sering kali melibatkan beberapa bentuk kekerasan, seperti kekerasan fisik, emosional, dan saksinya terhadap kekerasan domestik. Kesadaran publik mengenai isu-isu ini telah meningkat, menciptakan lingkungan di mana orang lebih suka melapor.
Dampak Sosial dan Keluarga pada Pelaporan
Perubahan struktur social dan legal, seperti undang-undang Perlindungan Anak, telah mengekspos masalah yang lebih besar. Mizzi menjelaskan bahwa konflik di antara orang tua sering kali menyebabkan laporan yang salah, di mana beberapa orang tua memanfaatkan pelaporan untuk merugikan pihak lain dalam ketegangan perceraian. Dengan ini, lebih banyak sumber daya diarahkan untuk menyelidiki laporan yang tidak berdasar, sementara kasus-kasus yang lebih berisiko terabaikan. Fasilitas hukum seperti itu seharusnya bertujuan untuk melindungi anak, tetapi sering kali justru menciptakan beban bagi sistem.
Pentingnya Kesadaran Teknologi Digital
Risiko yang muncul dari kehidupan digital anak-anak juga memberikan tantangan baru. Mizzi menyoroti bahwa platform online dapat menjadi sarana yang berbahaya ketika anak-anak tanpa pengawasan berinteraksi. Paparan terhadap konten dewasa atau situasi yang bisa mengeksploitasikan anak sering kali diabaikan. Kesadaran ini perlu ditingkatkan di masyarakat, terutama terkait dengan dampak jangka panjang pada kesehatan mental anak.
Kekurangan Sumber Daya dan Kelelahan
Kekurangan personel di Layanan Perlindungan Anak mendorong kebutuhan mendesak untuk meningkatkan jumlah tenaga profesional dalam bidang ini. Dengan hanya sekitar 50 pekerja yang saat ini berfungsi, Mizzi menyatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan 20 hingga 30 staf lagi untuk memenuhi tuntutan. Hal ini semakin mempersulit penyelesaian kasus-kasus sangat komplek yang dihadapi oleh petugas yang sering kali mengalami kelelahan.
Intervensi yang Efektif dalam Perlindungan Anak
Mizzi juga menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dalam menangani perlindungan anak. Daripada mengutamakan pengangkatan anak dari keluarga, mereka berfokus pada dukungan intensif kepada keluarga. Berbagai langkah seperti pelatihan keterampilan dasar bagi orang tua dan koordinasi dengan layanan masyarakat penting untuk memutus siklus sikap tidak sehat. Melalui keterlibatan komunitas dan pendekatan kolaboratif, mereka berusaha menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk anak-anak.
Kesimpulan
Dalam menghadapi tantangan baru yang ditimbulkan oleh pelaporan wajib, kompleksitas keluarga, dan kecepatan perubahan sosial, Sistem Perlindungan Anak di Malta berdiri di persimpangan penting. Sementara kesadaran terhadap isu-isu kekerasan anak menunjukkan peningkatan positif, masalah yang muncul dari laporan tidak berdasar serta risiko digital menuntut perhatian lebih besar. Penting bagi masyarakat untuk bekerja sama dan mendukung upaya Layanan Perlindungan Anak dalam menyediakan perlindungan yang efektif dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dengan mendorong pendekatan kolaboratif dan responsif, masa depan anak-anak di Malta bisa tetap aman dan sejahtera.
